Senin, 23 Desember 2013

Bedakan Benjolan Tumor dan Kanker Payudara

Perbedaan tumor dan kanker payudara


Perbedaan tumor dan kanker payudara - Kanker payudara merupakan ancaman serius bagi kaum hawa. Bagaimana tidak, prevalensinya menempati urutan wahid jenis kanker paling banyak pada wanita, baik di dunia maupun di Indonesia. Untuk itu, wanita perlu lebih waspada dengan rutin melakukan pemeriksaan pada payudaranya.

Namun tidak semua benjolan di payudara adalah kanker. Faktanya, hanya 15 persen dari benjolan yang bisa berkembang menjadi kanker. Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Onkologi Indonesia (PP POI) Dradjat Ryanto Suardi mengatakan, selain kanker benjolan bisa berupa tumor jinak, namun keduanya tetap perlu diwaspadai.

"Tumor jinak lebih tidak berbahaya daripada kanker karena tidak menyebabkan kegagalan organ yang dihinggapinya," jelasnya dalam konferensi pers Breast Cancer Expert Forum dengan tema "Transforming Advanced Breast Cancer at the Molecular Level", di Jakarta.

Dradjat pun menjelaskan perbedaan keduanya, pertama kanker lebih cepat bertumbuh dibandingkan dengan tumor. Dalam 8-200 hari, sel-sel kanker bisa membelah dengan sangat cepat. Sementara tumor jinak pertumbuhannya lebih lambat.

Kedua, ketika diraba, benjolan kanker terasa padat dan keras. "Sel-sel kanker bila teraba rasanya akan seperti meraba tulang," ujar dokter spesialis bedah onkologi dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, ini.

Sementara itu, benjolan tumor akan teraba lebih lunak. Dradjat menjelaskan, benjolan tumor pun bisa mengalami pergeseran jika ditekan, tidak seperti kanker yang kaku. Ini karena sel-sel kanker umumnya melakukan infiltrasi (penyusupan) terhadap jaringan-jaringan di sekitarnya, maka sulit untuk digerakan.

"Benjolan akibat kanker yang sudah berkembang lebih lanjut juga menyebabkan perubahan pada permukaan payudara, misalnya puting yang tertarik ke dalam, itu karena infiltrasi tadi," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subdit Penyakit Kanker Kementerian Kesehatan RI Niken Wastu Palupi, pemeriksaan payudara yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan sensitivitas pemeriksanya untuk mendeteksi adanya benjolan. Artinya, kemampuan membedakan antara benjolan kanker dan tumor juga meningkat.

"Jika rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri, benjolan berukuran 1,2 sentimeter saja sudah dapat teraba," ujar dia.

Kanker payudara merupakan pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel payudara yang berubah menjadi ganas. Saat ini, kanker payudara adalah kanker yang paling banyak dialami oleh wanita di seluruh dunia. Di Indonesia, kasus kanker payudara mencapai 35 persen dari total kasus kanker.

Semoga informasi perbedaan tumor dan kanker payudara ini bisa memberikan wawasan lebih tentang seluk beluk penyakit pada organ payudara.

 

 

Sumber : Bedakan Benjolan Tumor dan Kanker pada Payudara

Sabtu, 21 Desember 2013

"Intip Vagina Aku", Deteksi Kanker Serviks

5 cara mencegah kanker serviks

"Intip Vagina Aku", Deteksi Kanker Serviks - Mengetahui status kesehatan terkini merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan dalam menjaga kesehatan. Dengan mengetahuinya, kita dapat mengenali faktor risiko, bahkan deteksi dini penyakit.

Status kesehatan umumnya diketahui dengan melakukan tes kesehatan. Khususnya untuk kanker serviks atau leher rahim, cara yang biasa dilakukan adalah dengan pap smear. Namun, cara itu cukup mahal dan membutuhkan waktu untuk mengetahui hasilnya. Pilihan lainnya adalah inspeksi vagina dengan asam asetat (IVA) atau tes IVA.

"Agar lebih mudah diingat, IVA juga bisa disebut sebagai 'Intip Vagina Aku'," ujar Fitriyadi Kusuma, spesialis kebidanan dari Divisi Ginekologi dan Onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saat ditemui di diskusi kesehatan SOHO #BetterU di Jakarta.

Fitriyadi mengatakan, pap smear masih merupakan standar emas untuk mendeteksi risiko kanker serviks karena tingkat akurasinya di atas 90 persen. Namun, teknik pemeriksaan lain dengan tes IVA juga bisa jadi pilihan, dengan harga lebih murah dan tingkat akurasi yang tak berbeda jauh.

Prinsip tes IVA, terang dia, yaitu dengan menggunakan asam asetat pada vagina untuk melihat jika ada tanda-tanda visual dari kanker serviks atau gejala prakanker. Tes IVA perlu dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Saat ini, di Indonesia terdapat sekitar 1.000 tenaga medis yang terampil melakukan tes IVA.

Menurut Fitriyadi, tes IVA lebih mudah dan jauh lebih murah dibandingkan tes pap smear. Bahkan dengan biaya kurang dari Rp 2.000, tes IVA sudah dapat dilakukan. Akurasinya pun tidak berbeda signifikan dengan pap smear, yaitu sebesar 70-80 persen. Sayangnya, tes IVA tidak memiliki dokumentasi sehingga rekam jejaknya tidak dapat dilihat kembali pada kemudian hari.

"Maka kalau sudah ada tanda-tanda positif dari gejala kanker atau prakanker, biasanya langsung diberi terapi agar tingkat keberhasilan pengobatan lebih besar," cetusnya.

Kepala Subdit Pengendalian Penyakit Kanker Kementerian Kesehatan Niken Wastupalupi mengatakan, kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks di Indonesia masih rendah. Hingga 2013, baru ada 635.181 orang yang sudah pernah melakukan tes IVA.

"Dari jumlah itu, 28.000-an orang dinyatakan positif HPV, dan 792 orang diduga sudah mengalami kanker serviks," paparnya.

Kanker serviks sendiri merupakan ancaman serius bagi kesehatan wanita. Data Globocan dari WHO memperkirakan, di dunia, setiap satu menit ada satu kasus baru kanker serviks, dengan kasus kematian setiap dua menit. Adapun di Indonesia, 41 kasus baru terjadi setiap harinya dengan 20 kematian.

WHO juga menyebutkan, pada tahun 2013, kanker serviks dialami oleh 15.000 wanita di Indonesia. Ini menjadikan kanker serviks menjadi kanker kedua dengan prevalensi tertinggi, di bawah kanker payudara.

 

Sumber: Terasberita.info

Jumat, 20 Desember 2013

Secercah Harapan bagi Anak-anak ODHA

“Ayo, kita pulang ke rumah,” ujar Lidya kepada Winda, bukan nama sebenarnya 2007 silam. Winda adalah anak jalanan di Jakarta yang kala itu berumur 14 tahun, sedang hamil, dan sakit-sakitan. Lidya yang berkecimpung di pelayanan anak jalanan memang kerap merawat anak jalanan yang sakit di rumahnya sebelum dikembalikan ke tempat asalnya dalam kondisi sehat.

Kondisi Winda saat itu amat memprihatinkan. Ia juga hamil karena pemerkosaan. “Paginya saya periksakan Winda ke dokter. Dokter lantas menyarankan saya untuk melakukan tes HIV pada Winda,” cerita Lidya. Ketika Winda dinyatakan positif mengidap HIV, Lidya kaget. Ia tidak pernah menemukan kasus HIV/AIDS secara langsung sebelumnya.

“Saya sadar tidak mungkin mengembalikannya ke jalanan dengan kondisi seperti ini. Panti asuhan atau dinas sosial pun tidak mau menampung Winda. Lalu saya berpikir, kenapa tidak dimulai dari diri saya sendiri?” Lidya lalu merawat Winda di rumahnya sampai Winda melahirkan Juan. “Bayinya lahir dalam kondisi sehat, setelah 1.5 tahun umurnya, saya membawanya untuk tes HIV, hasilnya negatif,”tutur Lidya.

Setelah kelahiran Juan, Lidya memutuskan untuk menjadikan rumahnya sebagai tempat bernaung sementara bagi wanita dan anak-anak dengan HIV/AIDS atau anak-anak yang orang tuanya terifeksi HIV/AIDS. Untuk wanita hamil yang positif HIV Lydia bersama para relawan melakukan pendampingan dan memberikan program PMTCT (Prevention Mother to Child Transmission). Anak-anak yang lahir dari para wanita dampingan ini rata-rata sehat, tidak ikut terinveksi HIV. “Berapa juta jiwa yang bisa kita selamatkan kalau kita lebih peduli?” kata Lidya.

Lydia juga masih menampung anak-anak ODHA. Ia menjelaskan bahwa rumahnya adalah tempat berlindung sementara sampai anak-anak tersebut bisa kembali ke keluarganya. Biasanya, anak-anak ODHA tersebut tinggal di House of Blessing karena orangtua merasa segan, belum mau menerima kondisi anak atau kekurangan biaya. “Sementara kami merawat anak-anak tersebut, proses reintegrasi juga dijalankan sehingga nantinya anak-anak bisa kembali kepada keluarganya. Kami mau membantu, tetapi sekaligus juga melatih tanggung jawab keluarga terhadap anak-anak mereka,” ujar Lidya.

Lydia masih tekun menjalankan misinya memberikan dukungan kepada lebih banyak ODHA. Setelah Jakarta, dalam waktu dekat ia berencana membuka House of Blessing di Bogor. “Keberanian untuk menolong itu suatu keharusan,” tandasnya. Kompas, Senin, 2/12/2013, hal. 35, Rubrik, Ragam Tips Kesehatan.

Amazon Plus bisa diandalkan

Jus Amazon Plus merupakan herbal berkhasiat yang dapat membantu anak-anak dengan ODHA. Dengan rasanya yang enak, jus ajaib ini diminum kapan saja dan di mana saja. Diolah dari buah-buahan dengan kandungan antioksidan terbaik, menjadikan Amazon Plus sangat berkhasiat. Amazon Plus sama dengan kombinasi buah manggis, delima merah, zaitun hydroxytyrosol, acai berry, blue berry dan tomat. Cukup 30 ml bagi si anak, 3 kali sehari dapat membantu menaikkan tingkat kekebalan tubuh. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Sekilas Tentang HIV/AIDS

Ketika seseorang mengidap penyakit HIV/AIDS ada perasaan putus asa dalam dirinya. Penolakan oleh sebagian masyarakat yang enggan berinteraksi dengan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) semakin menambah beban psikis si penderita. Beberapa alasan mengapa sebagian besar orang tidak mau berinteraksi dengan para penderita HIV/AIDS, salah satunya karena mereka takut tertular. Hal ini menunjukkan ketidaktahuan atau keterbatasan informasi bagi mereka yang tidak mengidap penyakit yang menyerang sistem pertahanan tubuh ini.

Apa itu AIDS?

Jangan menolak mereka yang menderita HIV/AIDS. Saatnya lebih terbuka dan waspada. AIDS (acquired immune defiency syndrome) atau sindrom kehilangan kekebalan tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut HIV (human immunodeficiency virus). Tubuh kita memiliki sistem kekebalan yang berfungsi melindungi kita dari penyakit apa pun yang menyerang dari luar. Salah satu sel yang bertanggung jawab terhadap imunitas tersebut adalah CD4, fungsinya mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, tergantung apakah ada kuman yang harus dilawan.

“Pada orang sehat, jumlahnya 500-1.000 sel per millimeter kubik darah. Pada orang yang terinfeksi HIV, jumlahnya terus menurun,” jelas Opik Sulaiman, dari Yayasan Spirit Paramacitta, Kamis, 28/11/13, Kompas, Senin, 2/12/2013, hal. 39, Rubrik, Ragam Tips Kesehatan.

Penularan dan pencegahan

HIV ditularkan melalui tiga jalur, yakni hubungan seksual, transfusi darah dan pemakaian alat-alat yang sudah tercemar HIV seperti jarum suntik dan pisau cukur serta melalui ibu yang hidup dengan HIV kepada janin di kandungannya atau bayi yang disusuinya. Untuk memperkecil risiko tertular HIV melalui hubungan seksual, prinsip paling dasar adalah tidak melakukan hubungan seksual selain dengan istri. Bahasa sederhananya, jangan berhubungan seks dengan pekerja seks komersial. Kondom bukanlah jawaban untuk pencegahan, namun demi mendukung program Badan Kesehatan Dunia dan Pemerintah, lakukan hubungan seks aman dengan menggunakan kondom.

“Untuk ibu dengan HIV/AIDS dapat mencegah penularan pada anak dengan program PPTCT (Prevention Parent to Child Transmission). Ibu harus minum obat antiretroviral atau ARV untuk menekan virusnya sebelum kehamilan. Pada saat melahirkan, meski dengan melahirkan normal pun bayi bisa saja tidak tertular, risiko penularan bisa ditekan lagi dengan bedah caesar,” jelas Opik.

 

Pengobatan

Saat ini, HIV/AIDS ditangani dengan terapi antiretroviral karena HIV adalah retrovirus. ARV tidak membunuh virus, tetapi dapat memperlambat pertumbuhannya. “Terapi dengan ARV berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh sekaligus menekan pertumbuhan virus,” tutur Opik.

Belum ada jawaban pasti, kapan terapi ini harus dimulai. Sebagian dokter akan mempertimbangkan jumlah CD4 dan gejala yang timbul. Menurut pedoman WHO, terapi antiretroviral sebaiknya sudah dimulai sebelum CD4 turun di bawah angka 350. Berdasarkan data terakhir Kementrian Kesehatan Juni 2013, jumlah orang yang terinfeksi HIV di Indonesia adalah 108.600 orang dan jumlah kasus AIDS 43.667, sementara jumlah ODHA yang sedang mendapatkan pengobatan ARV 34.961 orang. Kompas, Senin, 2/12/2013, hal. 39, Rubrik, Ragam Tips Kesehatan.

Bergandengan tangan

Pengobatan medis adalah sebuah keharusan bagi orang yang terinfeksi HIV. Namun di satu sisi, kita tidak boleh mengabaikan kekayaan hasil alam Indonesia yang bisa membantu memperpanjang usia hidup para ODHA. Banyak tanaman dan tumbuhan herbal di Indonesia yang memiliki khasiat membantu para ODHA dalam melawan penyakitnya. Sebut saja buah manggis, ratu segala buah ini memiliki kemampuan dalam membunuh virus HIV. Hasil penelitian laboratorium memang belum ada kesimpulan mengenai hal itu, tetapi pengalaman empirik sudah banyak kisah kesaksian yang sembuh dari HIV dengan minum jus manggis.

Kuncinya dari penanganan penderita HIV/AIDS adalah bagaimana menaikkan secepat mungkin CD4 mereka agar sistem kekebalan tubuhnya kembali normal. Dengan demikian pertumbuhan virus HIV pun terhambat bahkan nol alias non reaktif. Selain manggis, ada daun sirsak yang bisa membantu para penderita HIV/AIDS. Testimoni empirik ODHA yang merasa hidup mereka telah kembali setelah minum daun sirsak saudah banyak ditemukan.

Bukankah para penderita HIV/AIDS juga mengidap penyakit dalam yang kronis seperti kanker hati, kanker paruparu, dsbnya. Penyakit-penyakit tersebut di atas datang karena sistem kekebalan tubuh sudah habis. Adalah sebuah pilihan tepat tatkala minum ARV juga minum herbal-herbal dari Indonesia. Mungkinkah jus Amazon Plus dan K-Muricata yang menjadi penolong saudara, ataukah Amazon Berries dan K-Muricata yang menjadi jalan keluar saudara dalam memerangi penyakit ini? Pilihan ada di tangan saudara, tugas kami hanya mengabarkan untuk saudara. Cegah dan obati HIV/AIDS dengan herbal dikombinasikan dengan obat medis, bisa!!

Ketika Lutut dan Tulang Terganggu, Amazon Berries Solusinya

Hj. Suhaita (57) tahun mengalami gangguan di lututnya, di dalam lututnya ada cairan yang menggangu kelenturan lutut saat beraktivitas. Selain itu tulang-tulangnya mengeluarkan bunyi seperti pohon mau tumbang saat mau duduk atau berdiri.

“Saya seorang pensiunan PNS (Pegawai Negeri Sipil) dari Pemprov Lampung. Sejak pensiun, lutut saya ini sakit sekali dan tulang-tulang saya bunyi kretk-kretk seperti pohon mau tumbang atau rumah mau roboh. Saya sholat tidak bisa bungkuk, kalau bungkuk sakitnya lutut ini. Setelah saya konsultasi dengan anak-anak, disarankan untuk operasi, tetapi anak saya yang sulung tiba-tiba bilang, Ma!, jangan dioperasi, coba cari cara pengobatan lain,”ceritanya.

Selain tidak bisa sholat dengan sempurna, Ibu Hajah juga tidak banyak berakvitas. “Saya kebanyak duduk saja, mau gerak sedikit sudah diperingatkan dengan rasa sakit di lutut dan tulang, tetapi saya tidak putus asa, saya tanya teman-teman yang mengerti dengan pengobatan lain selain medis. Akhirnya ketemulah sama seorang Ibu yang berprofesi sebagai herbalis sekaligus konsultan herbal. Nah, saya yakin ini cocok sama saya. Saya coba beli 4 sachet Amazon Berries, saya minum, setelah habis 4 sachet Amazon Berries, saya akhirnya bisa sholat dengan baik, lutut tidak sakit lagi dan tulang-tulang ini sudah tidak bunyi-bunyi lagi,” tuturnya.

Kesembuhan yang miracle. Bukan karena khasiat luar biasa dari Amazon Berries-nya, tetapi karena bantuan Allah SWT melalui Amazon Berries. “Oh ya, saya juga minum Amazon Plus yang jus-nya itu ya, saya minum baru sebotol, rasanya enak, tidur malam nyenyak sekali, bangun pagi badan segar, dan terpenting, lutut dan tulang-tulang saya tidak sakit lagi,’’ ungkapnya.

Amazon Berries membantu mengobati penyakit lutut dan tulang. Amazon Berries dan Amazon Plus obat penyakit osteoarthtritis dan tulang. Obat herbal alamai penyakit tulang dan osteoarthtritis adalah Amazon Berries dan Amazon Plus. Amazon Plus dan Amazon Berries obat penyakit osteoporosis. Konsumsi Amazon Plus dan Amazon Berries secara rutin membantu menjaga kesehatan tulang, bukan saja menjaga tetapi menyembuhkan penyakit tulang dan lutut.

“Setelah saya minum 4 sachet Amazon Berries dan 1 botol Amazon Plus, dan hasilnya memuaskan, saya katakan, bahwa ini memang benar-benar produk yang luar biasa. Saya yakin produk-produk ini akan menjadi solusi bagi masyarakat yang memiliki penyakit seperti saya. Akan saya minum produk-produk ini sampai saya tutup usia, saya tidak mau mati dengan penyakit yang masih berada dalam tubuh saya, saya mau mati dalam keadaan sehat dan Allah SWT sendiri yang memanggil saya,” bebernya.

Amazon Berries mengandung buah acerola, acai berry, manggis (kulitnya), guarana, black plum dan anggur. Amazon Plus mengandung buah zaitun hydroxytyrosol, acai berry, blue berry, delima merah, manggis (kulit, daging dan biji) dan tomat. Amazon Berries berbentuk serbuk dalam sachet dan Amazon Plus berbentuk jus atau cair dalam botol kaca ukuran 300 ml. Amazon Berries dan Amazon Plus, bekhasiat membantu mengobati penyakit, jantung, kanker, stroke, diabetes, Alzheimer, lutut dan tulang, menambah nutrisi untuk otak dan tulang. Minumlah Amazon Berris dan Amazon Plus.

Senin, 09 Desember 2013

Didiagnosis kanker, Merokok tingkatkan resiko kematian

Merokok setelah didiagnosis kanker tingkatkan resiko kematian


Orang yang terus merokok setelah didiagnosis kanker memiliki resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berhenti merokok, kata beberapa peneliti Amerika Serikat.

Penelitian baru tersebut, yang disiarkan di Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, jurnal American Association for Cancer Research, memperlihatkan tidak terlalu terlambat untuk berhenti merokok setelah diagnosis kanker, kata para peneliti itu.

Mereka menggunakan data dari satu studi yang menyelidiki hubungan antara gaya hidup khas dan resiko kanker di kalangan orang yang berusia menengan atau lebih tua di Shanghai, China.

Antara 1986 dan 1989, lebih dari 18.000 orang yang berusia 45 sampai 64 tahun didaftarkan di dalam studi itu.

Mereka menetapkan lebih dari 1.600 peserta telah terserang kanker sampai 2010. Di antara peserta itu, 340 orang bukan perokok, 545 berhenti merokok sebelum diagnosis kanker mereka, dan 747 adalah perokok saat diagnosis.

Dari 474 perokok saat diagnosis, 214 orang berhenti merokok setelah diagnosis, 197 terus merokok, dan sisa 336 orang kadang-kala tidak merokok, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.

Dibandingkan orang yang tidak merokok setelah diagnosis kanker, mereka yang merokok setelah diagnosis memiliki 59 persen peningkatan resiko kematian akibat semua sebab, setelah penyesuaian berbagai faktor dilakukan, termasuk usia, lokasi kanker, dan jenis pengobatan, kata para peneliti itu.

Ketika dibatasi pada orang yang merokok saat didiagnosis kanker, mereka yang terus merokok setelah didiagnosis kanker memiliki 76 persen peningkatan resiko kematian akibat semua sebab dibandingkan dengan mereka yang berhenti merokok setelah diagnosis, kata para peneliti tersebut.

Ketika pasien kanker yang terus merokok setelah diagnosis dibandingkan dengan pasien kanker yang berhenti merokok setelah diagnosis, resiko kematian beragam karena lokasi berbeda organ kanker.
Resiko kematian naik sampai 2,95 kali lipat bagi pasien kanker kandung kemih yang terus merokok, 2,36 kali bagi pasien kanker paru-paru yang terus merokok, dan 2,31 kali bagi pasien kanker usus besar.



Kamis, 05 Desember 2013

K-Muricata Ampuh untuk Penyakit Kanker Payudara

K-Muricata Ampuh untuk Penyakit Kanker Payudara


K-Muricata Ampuh untuk Penyakit Kanker Payudara, Rita San (26) tahun asal Samarinda, Kalimantan Timur, seorang istri yang penuh ceria dalam membantu menekuni usaha suami tercinta di bidang properti. Karena aktivitas yang begitu tinggi, Rita lupa untuk melakukan pemeriksaan berkala mengenai kesehatan payudaranya. Suatu ketika Rita merasakan ada sakit di seputar puting payudaranya, dan seolah-olah ditusuk jarum di dalamnya. “Saya rasa seperti ditusuk-tusuk pakai jarum di seputaran payudara, badan juga rasanya mau sakit, dan napasnya jadi sengal-sengal. Saya cepat-cepat ke dokter sama suami, diperiksa, dan hasilnya positif, kanker payudara

stadium awal, betapa terkejutnya saya,” tutur Ibu muda yang jelita ini.Jalan singkat untuk menemukan herbal adalah melalui pencarian di internet. “Saya coba cari di internet, ketemulah Amazon Plus dan K-Muricata ., saya pesan 12 botol Amazon Plus dan 3 kotak K-Muricata. Saya minum 60 ml Amazon Plus dan 3 sachet K-Muricata dalam sehari saya minum dua produk ini sebanyak 3 kali. Sambil mengurusi usaha, saya tetap bawa botol Amazon Plus dan air K-Muricata yang sudah saya masukkan dalam botol minum ukuran 1.2 liter,” tutur istri dari Joherman Aditya ini penuh semangat.

Hanya dalam waktu kurang dari 3 minggu penyakit kanker yang sudah mulai ada di payudaranya, perlahan-lahan mulai menghilang. “Saya periksa lagi ke dokter dan hasilnya bagus. Rasa sakit sudah tidak ada lagi, nyeri juga sudah hilang, kondisi badan saya lebih bugar. Saya tetap rutin minum Amazon Plus dan K-Muricata sampai habis stoknya. Ini tinggal sebotol, saya mau pesan lagi dari Jakarta,” ujarnya sambil memperlihatkan struk bukti transfernya ke rekening Bintang Sejagat Internasional, Jakarta.

obat kanker payudara paling ampuh,mengatasi obat kanker payudara
obat tradisional kanker tradisional,obat payudara tradisional